Sabtu, 03 November 2012

Penggembala Domba



Al-Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah ra Nabi Muhammad saw pernah bersabda, “Tidak ada seorang Nabi yang Allah utus kecuali ia pernah menggembala domba. Para sahabat bertanya, “Termasuk Engkau wahai Rasulullah? Ia menjawab, “Ya, saya pernah mengembala domba milik orang Makkah dan mendapatkan upah.”

Menggembala domba pada waktu itu selain menjadi salah satu pekerjaan yang menghasilkan uang, ia juga sekaligus menjadi sarana pembinaan rasa untuk tumbuh rasa belas kasihan, kelembutan, cinta, kasih sayang, mengenali, dan memperhatikan baik kepada hewan ternak maupun kepada sesama penggembala.

Menggembala domba memberi ruang bagi Rasulullah saw untuk ke luar jauh dari lingkaran sosial keluarganya, dapat berjumpa dengan sesama penggembala, berbaur di tengah-tengah masyarakat yang kaya pengalaman, berkomunikasi, beradaptasi dan memahami lingkungan di sekitarnya. Masa kecil itu telah memberi kesempatan bagi Rasulullah saw untuk keluar dari teritorial kampungnya mampu melihat hamparan yang luas, menatap ufuk langit, menemukan udara yang bersih, mengenali betapa indah ciptaan Allah di muka bumi ini.

Inilah pelajaran kepemimpinan efektif yang Rasulullah saw lalui dan sempat ia ungkapkan dengan meminjam kata “raa’in” yang berarti penggembala, sebagaimana yang tertulis dalam buku-buku hadits. Kepemimpinan berbasis pengalaman penggembala itu dapat difahamai dalam beberapa point penting berikut ini.

Pertama, penggembala yang baik akan berusaha semaksimal mungkin untuk mencarikan makanan dan minuman terbaik bagi domba gembalaannya. Inilah kewajiban mendasar para penggembala, yaitu menghadirkan kesejahteraan bagi ternaknya. Demikianlah Allah SWT mempersiapkan Rasulullah saw untuk menjadi pemimpin besar umat ini, dengan memberinya kesempatan menggembala kambing di usia dini.

Perhatian serius terhadap kesejahteraan umat terlihat dalam syariat Islam seperti adanya kewajiban zakat, sedekah, infaq, dsb.

Kedua, penggembala yang baik akan melindungi ternakannya dari ancaman bahaya, baik oleh hewan buas seperti serigala, macan, dll, atau bahaya situasi seperti hujan, angin dan udara yang panas menyengat. Penggembala yang baik itu tidak akan membiarkan hewan gembalaannya berada dalam ancaman bahaya, apalagi diserang oleh hewan pemangsa.

Begitulah Rasulullah saw melindungi umat ini agar tidak menjadi obyek kezhaliman bangsa lain, sehingga ia memerintahkan minoritas Muslim Makkah itu hijrah ke Habasyah, disyariatkannya jihad fi sabilillah adalah salah satu bentuk proteksi umat ini dari ancaman bahaya eksternal.

Ketiga, penggembala yang baik tidak membiarkan hewan gembalaannya melakukan kesalahan atau perbuatan yang membahayakan diri maupun orang lain di sekitarnya. Penggembala itu akan segera menghalau hewan ternaknya yang bergerak mendekati pematang sawah, atau pagar kebun orang lain. Usaha preventif lebih di dahulukan daripada tindakan kuratif pemberian hukuman.

Begitulah Rasulullah saw menghalau siapapun umat ini dari kesalahan atau bahaya yang akan terjadi sekarang atau nanti. Seruan pertama yang Rasulullah saw sampaikan kepada sanak keluarganya ketika memulai dakwah jahriyah kepada keluarga terdekatnya adalah ungkapan: “…selamatkan diri kalian dari api neraka”

Keempat, penggembala yang baik itu akan melatih hewan ternaknya untuk mengoptimalkan potensi dan kemampuan yang dimilikinya. Penggembala domba berusaha agar dombanya bisa menghasilkan susu atau keturunan yang berkualitas. Penggembala sapi melatih sapinya untuk membajak sawah, dan pekerjaan lain yang bisa dilakukannya.

Rasulullah saw memberdayakan sekecil apapun potensi para sahabat untuk dapat berkontribusi. Melatih para sahabat untuk mengemban tugas-tugas dakwah. Mengutus para sahabat untuk melakuan ekspedisi jihad ke berbagai sudut wilayah yang terjangkau ketika itu.

Inilah pengalaman penggembala domba di masa kecil yang melandasi kepribadian Rasulullah sebagai pemimpin besar bagi umat manusia ini. “Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, Amat belas kasihan lagi Penyayang terhadap orang-orang Mukmin,” (QS at-Taubah: 128). Wallahu a’lam bishshawab..

sumber: http://www.sabili.co.i

Sabtu, 27 Oktober 2012

Sifat Wudhu Rasulullah sholallahu 'alaihi wassalam


A.      DEFINISI WUDHU'
Secara morfologi (bahasa): wudhu berasal dari akar kata (الوُضُوْءُ) yang menunjukkan pekerjaan yaitu pekerjaan mengambil air wudhu' (berwudhu') atau dari kata (الوَضُوْءُ) yang artinya: air wudhu'.
Secara etimologi (syari'at): wudhu' adalah pekerjaan menggunakan atau mengambil jenis air tertentu (yang suci) dengan gerakan-gerakan tertentu untuk mencuci anggota-anggota tertentu yaitu anggota (badan) wudhu' yang disyari'atkan Alloh swt.
B.      DALIL DISYARI'ATKAN WUDHU'
Dalil disyari'atkan wudhu' ada tiga, yaitu:
1)      Dalil dari Al-Qur'an:
Allah swt berfirman:
Artinya:"Hai orang-orang yang beriman, apabila kalian hendak mengerjakan sholat, Maka basuhlah muka kalian dan tangan kalian sampai dengan siku, dan sapulah kepala kalian dan (basuh) kaki kalian sampai dengan kedua mata kaki". (QS. Al Maa-idah: 6).
2)      Dalil dari As-Sunnah.
Diantaranya sabda Rosululloh saw:
" لَا يَقْبَلُ اللهُ صَلَاةَ أَحَدِكُمْ إِذَا أَحْدَثَ حَتَّى يَتَوَضَّأَ ".
Artinya:"Allah tidak menerima sholat salah seorang diantara kalian apabila hadats, sehingga ia berwudhu'". (HR. Bukhori: dan Muslim: 225).
"مِفْتَاحُ الصَّلَاةِ الطَّهُوْرُ وَتَحْرِيْمُهَا التَّكْبِيْرُ وَتَحْلِيْلُهَا التَّسْلِيْمُ"
Artinya:"Kunci pembuka sholat adalah bersuci, tahrimnya (penharamannya) adalah takbir, takhlilnya (penghalalannya) adalah salam". (HR. Abu Daud: 60 dan Tirmidzi: 3).
3)      Dalil dari Ijma'
Kaum muslimin telah sepakat dalam menetapkan disyari'atkannya Wudhu' sejak masa Rosululloh saw sampai masa sekarang ini.
C.       KEUTAMAAN WUDHU'
Banyak sekali hadits yang menerangkan dan menjelaskan keutamaan wudhu', diantaranya:
Rosululloh saw bersabda:
"أَلَا أَدُلُّكُمْ عَلَى مَا يَمْحُو اللهُ بِهِ الخَطَايَا وَيَرْفَعُ بِهِ الدَّرَجَاتِ؟ قَالُوْا : بَلَى، يَا رَسُوْلَ اللهِ. قَالَ: إِسْبَاغُ الوُضُوْءِ عَلَى المَكَارِهِ وَكَثْرَةُ الخُطَا إِلَى المَسَاجِدِ وَانْتِظَارُ الصَلَاةِ بَعْدَ الصَّلَاةِ فَذَالِكُمُ الرِّبَاطُ فَذَالِكُمُ الرِّبَاطُ فَذَالِكُمُ الرِّبَاطُ".
"Maukah aku tunjukkan kepada kalian beberapa perkara yang dapat menghapuskan dosa dan mengangkat derajat kalian? Mereka berkata: mau ya Rosulalloh saw. (beliau) bersabda: (yaitu) menyempurnakan wudhu' dalam keadaan yang sulit, memperbanyak langkah ke masjid (untuk sholat berjama'ah) dan menunggu sholat sesudah selesai mengerjakan sholat, yang demikian itu adalah perjuangan. yang demikian itu adalah perjuangan. yang demikian itu adalah perjuangan". (HR. Muslim: 1/1151)
"مَنْ تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الوُضُوْءَ خَرَجَتْ خَطَايَا مِنْ جَسَدِهِ حَتَّى تَخْرُجَ مِنْ تَحْتِ أَظْفَارِهِ"
"barangsiapa yang wudhu', kemudian menyepurnakannya, niscaya akan keluar dosa-dosa dari tubuhnya, bahkan akan keluar pula dosa-dosa dari bawah kuku-kuku jarinya".(HR. Muslim: 3/133).
Abu Huroiroh ra bekata bahwa Rosululloh saw:
"إِذَا تَوَضَّأَ العَبْدُ المُسْلِمُ (أَوِ المُؤْمِنُ) فَغَسَلَ وَجْهَهُ، خَرَجَ مِنْ وَجْهِهِ كُلُّ خَطِيْئَةٍ نَظَرَ إِلَيْهَا بِعَيْنِهِ مَعَ المَاءِ ( أَوْ مَعَ آخِرِ قَطْرِ المَاءِ) فَإِذَا غَسَلَ يَدَيْهِ  خَرَجَ مِنْ يَدَيْهِ كُلُّ خَطِيْئَةٍ كَانَ بَطَشَتْهَا يَدَاهُ مَعَ المَاءِ (أَوْ مَعَ آخِرِ قَطْرِ المَاءِ) فَإِذَا غَسَلَ رِجْلَيْهِ خَرَجَتْ كُلُّ خَطِيْئَةٍ مَشَتْهَا رِجْلَاهُ مَعَ المَاءِ (أَوْ مَعَ آخِرِ قَطْرِ المَاءِ) حَتَّى يَخْرُجَ نَقِيًا مِنَ الذُّنُوْبِ"
"Apabila seorang hamba muslim atau mukmin berwudhu', lalu mencuci wajahnya, maka keluar dari wajahnya setiap kesalahan yang dipandang dua matanya bersama air (atau bersama tetesan air terakhir). Apabila ia mencuci dua tangannya, niscaya keluar dari tangannya setiap kesalahan yang dilakukan dua tangannya bersama air (atau bersama tetesan air terakhir). Apabila ia mencuci kakinya, niscaya keluar setiap kesalahan yang dijalankan oleh kakinya bersama air (tetesan air terakhir). Sehingga ia keluar dalam keadaan bersih dari dosa". (HR. Muslim: 32).
D.      TATA CARA WUDHU' ROSULULLOH SAW
Berikut ini beberapa tata cara yang berwudhu' yang sesuai Sunnah Rosululloh saw:
1)      Berniat wudhu' dalam hati, tanpa diucapkan dengan lisan.
Rosululloh saw bersabda:
"إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَاتِ، وَإنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى، ...".
"sesungguhnya amal itu tergantung pada niat. Dan seseorang tergantung pada apa yang diniatkan....". (HR. Bukhori (Fathul Bari): 1/9 dan Muslim 6/48).
2)      Mengucapkan bismillah
Rosululloh saw bersabda:
"لَا وُضُوْءَ لِمَنْ لَمْ يُذْكَرِ اسْمَ اللهِ عَلَيْهِ"
"Tidak ada wudhu' bagi orang yang tidak mengucapkan nama Alloh padanya". (HR. Abu Daud: 101 dan dishohihkan oleh Al-Bani dalam Shohih Jami' Shoghir:7444)
3)      Membasuh kedua telapak tangan tiga kali.
4)      Madhmadhoh (berkumur-kumur) dan Istinsyaq (menghitung air ke hidung dengan sekali nafas sampai keujung hidung yang paling dalam) serta Istintsar (menyeburkan air dari ujung hidung). Pekerjaan ini dilakukan secara bersamaan /digabung dengan satu telapak tangan saja, sebanyak tiga kali.
5)      Membasuh muka tiga kali, mulai dari ujung kepala tempat tumbuhnya rambut (ujung kening) sampai jenggot, termasuk ujung-ujung telinga dan sendi-sendi antara jenggot dan telinga.
6)      Membasuh dua tangan tiga kali, mulai dari ujung jari kesiku, dimulai dari tangan kanan lalu tangan kiri.
7)      Mengusap kepala satu kali, yaitu dengan membasuh kedua tangan terlebih dahulu lalu mengusapkannya kedepan kepala hingga bagian belakangnya, lalu menjalankannya kembali kedepan. Setelah pekerjaan ini selesai, dilanjutkan dengan mengusap kedua telinga satu kali, dengan air sisa mengusap kepala, yaitu dengan memasukkan kedua telunjuk kelobang telinga sedang ibu jari membasuh bagian luarnya.
8)      Membasuh kedua kaki sampai mata kaki tiga kali, mulai dari ujung jari kaki hingga dua mata kaki, dimulai dari kaki kanan lalu kaki kiri.
عَنْ حُمْرَانَ مَوْلَى عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ، أَنَّهُ رَأَى عُثْمَانَ دَعَا بِوَضُوْء ٍفَأَفْرَغَ عَلَى يَدَيْهِ مِنْ إِنَائِهِ فَغَسَلَهُمَا ثَلَاثَ مَرَّاتٍ، ثُمَّ أَدْخَلَ يَميِنَهُ فِي الوَضُوءِ، ثُمَّ تَمَضْمَضَ وَاسْتَنْشَقَ وَاسْتَنْثَرَ، ثُمَّ غَسَلَ وَجْهَهُ ثَلاثَاً، وَيَدَيْهِ إِلَى الْمِرْفَقَيْنِ ثَلَاثاً، ثُّمَ مَسَحَ بِرَأْسِهِ ثُمَّ غَسَلَ كِلْتَا رِجْلَيْهِ ثَلَاثاً، ثُمَّ قَالَ: رَأَيْتُ النَّبِيِّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَوَضَّأَ نَحْوَ وُضُوْئِيْ هَذَا وَقَالَ: "مَنْ تَوَضَّأَ نَحْوَ وُضُوئِيْ هَذَا ثُمَّ صَلَى رَكْعَتَيْنِ لَا يُحَدِّثُ فِيهِمَا نَفْسَهُ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ ".
"Sesungguhnya Humron maula Utsman (mengabarkan) bahwa Utsman bin Affan ra meminta air untuk berwudhu', lalu baliau membanjurkan air dari tempatnya lalu mencuci kedua (telapak tangan)nya tiga kali, lalu memasukkan (telapak tangan) kanannya  kedalam air wudhu' dan berkumur-kumur, memasukkan air kedalam hidung dan menghembuskannya keluar. Lalu beliau mencuci mukanya tiga kali, lalu mencuci dua tangannya termasuk sikunya tiga kali. Lalu beliau menyapu kepalanya, lalu mencuci kedua kakinya tiga kali. Kemudian  beliau berkata: saya pernah melihat Rosulalloh saw mengambil air wudhu' seperti saya mengambil air wudhu' ini, seraya beliau bersabda: "barangsiapa yang berwudhu' seperti wudhu saya ini, kemudian ia mengerjakan sholat dua roka'at yang ia tidak berkata-kata (yang jelek) kepada dirinya, maka akan diampuni dosanya yang telah lalu". (HR. Bukhori : 1/42 dan Muslim: 1/118).
Diriwayat lain:
"ثُمَّ مَسَحَ رَأْسَهُ بِيَدَيْهِ فَأَقْبَلَ بِهِمَا وَأَدْبَرَ، بَدَأَ بِمُقَدَّمِ رَأْسِهِ، ثُمَّ ذَهَبَ بِهِمَا إِلَى قَفَاهُ، ثُمَّ رَدَّهُمَا إِلَى المَكَانِ الَّذِيْ بَدَأَ مِنْهُ ".
"kemudian ia membasuh kepalanya dengan dua tangannya dari depan kebelakang. Dimulai dari bagian depan kepalanya sampai menjalankan kedua tangannya itu kearah tengkuknya, lalu mengembalikannya lagi ketempat semula (bagian depan kepalanya)...". (HR. Bukhori: 1/47 dan Muslim: 1/118)
9)      Berdo'a dengan do'a:
"أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ"
"Aku bersaksi bahawa tidak ada sekutu bagi-Nya dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya". (HR. Muslim: 234).
Dari Nu'aim bin Abdulloh Al-Mujmir, ia berkata: didalam riwayat At-Tirmidzi yang dishohihkan oleh Al-Bani dalam Shohihul Jami' Ash-Shohir no. 6043 terdapat tambahan:
"اللَّهُمَّ اجْعَلْنِيْ مِنَ التَّوَابِيْنَ وَاجْعَلْنِيْ مِنَ المُتَطَهِّرِيْنَ"
"Ya Alloh, jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bertaubat dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang membersihkan diri".
E.       HAL-HAL YANG MEMBATALKAN WUDHU'
1)      Apa-apa yang keluar dari dua jalan yaitu qubul dan dubur, meliputi air kencing, tinja, madzi, wadi dan kentut, baik yang bersuara maupun yang tidak bersuara.
" لَا يَقْبَلُ اللهُ صَلَاةَ أَحَدِكُمْ إِذَا أَحْدَثَ حَتَّى يَتَوَضَّأَ ".
Artinya:"Alloh tidak menerima sholat salah seorang diantara kalian apabila hadats, sehingga ia berwudhu'". (HR. Bukhori: dan Muslim: 225).
2)      Tidur nyenyak.
Rosululloh saw bersabda:
"العَيْنُ وِكَاءُ السَّهِّ فَمَنْ نَامَ فَلْيَتَوَضَّأَ"
"Mata itu (ibarat) pengikat dubur, maka barangsiapa yang tidur maka hendaknya ia berwudhu'". (HR. Abu Daud: 477).
3)      Hilang akal, baik karena gila, pingsan, mabuk atau karena pengaruh obat.
Hal ini membatalkan wudhu', karena keadaan ini membuat seseorang tidak sadar dan tidak mengetahui keadaan wudhu'nya, apakah telah batal atau belum. Hal ini merupakan kesepakatan jumhur (kebanyakan) Ulama'.
4)      Menyentuh kemaluan secara langsung, tanpa ada batas atau penghalang sedikitpun.
Rosululloh saw bersabda:
"إِذَا أَفْضَى أَحَدُكُمْ بِيَدِهِ إِلَى فَرْجِهِ وَلَيْسَ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا حِجَابٌ وَلَا سَتْرٌ فَقَدْ وَجَبَ الوُضُوْءُ"
"Apabila salah seorang diantara kalian menyentuh kemaluannya dengan tangan tanpa penghalang atau batas, maka ia wajib berwudhu'". (HR. Hakim: 1/13)
tata cara wudhu: http://www.mediafire.com/?96l5jmjjl0d91nk 

Kamis, 18 Oktober 2012

Tukang Bangunan

Seorang tukang bangunan yang sudah
tua berniat untuk pensiun dari
profesi yang sudah ia geluti selama
puluhan tahun.
Ia ingin menikmati masa tua bersama
istri dan anak cucunya. Ia tahu ia
akan kehilangan penghasilan rutinnya
namun bagaimanapun tubuh tuanya butuh
istirahat. Ia pun menyampaikan
rencana tersebut kepada mandornya.
Sang Mandor merasa sedih, sebab ia
akan kehilangan salah satu tukang
kayu terbaiknya, ahli bangunan yang
handal yang ia miliki dalam timnya.
Namun ia juga tidak bisa memaksa.
Sebagai permintaan terakhir sebelum
tukang kayu tua ini berhenti, sang
mandor memintanya untuk sekali lagi
membangun sebuah rumah untuk terakhir
kalinya.
Dengan berat hati si tukang kayu
menyanggupi namun ia berkata karena
ia sudah berniat untuk pensiun maka
ia akan mengerjakannya tidak dengan
segenap hati.
Sang mandor hanya tersenyum dan
berkata, "Kerjakanlah dengan yang
terbaik yang kamu bisa. Kamu bebas
membangun dengan semua bahan terbaik
yang ada."
Tukang kayu lalu memulai pekerjaan
terakhirnya. Ia begitu malas-malasan.
Ia asal-asalan membuat rangka
bangunan, ia malas mencari, maka ia
gunakan bahan-bahan berkualitas
rendah. Sayang sekali, ia memilih
cara yang buruk untuk mengakhiri
karirnya.
Saat rumah itu selesai. Sang mandor
datang untuk memeriksa. Saat sang
mandor memegang daun pintu depan, ia
berbalik dan berkata, "Ini adalah
rumahmu, hadiah dariku untukmu!"
Betapa terkejutnya si tukang kayu. Ia
sangat menyesal. Kalau saja sejak
awal ia tahu bahwa ia sedang
membangun rumahnya, ia akan
mengerjakannya dengan
sungguh-sungguh. Sekarang akibatnya,
ia harus tinggal di rumah yang ia
bangun dengan asal-asalan.
Inilah refleksi hidup kita!

Pikirkanlah kisah si tukang kayu ini.
Anggaplah rumah itu sama dengan
kehidupan Anda. Setiap kali Anda
memalu paku, memasang rangka,
memasang keramik, lakukanlah dengan
segenap hati dan bijaksana.
Sebab kehidupanmu saat ini adalah
akibat dari pilihanmu di masa lalu.
Masa depanmu adalalah hasil dari
keputusanmu saat ini.

Kamis, 20 September 2012

Pensil dan Penghapus

Pensil : "Maafkan aku Penghapus..."

Penghapus : "Maafkan aku? Untuk apa, Pensil?
Kamu tidak melakukan kesalahan apapun

kepadaku..."

Pensil : "Aku minta maaf karena aku suka membuatmu terluka. Setiap kali aku melakukan kesalahan, kamu selalu berada
disana untuk menghapusnya. Namun setiap kali kamu berbuat itu kesalahanku lenyap sudah,
kamu kehilangan sebagian dari dirimu. Kamu akan menjadi semakin kecil dan kecil setiap saat..."

Penghapus : "Hal itu memang benar. Namun aku sama sekali tidak merasa keberatan. Kau lihat, aku memang tercipta untuk melakukan hal itu. Diriku tercipta untuk selalu membantumu setiap saat kau melakukan kesalahan. Walaupun suatu hari, aku tahu
bahwa aku akan pergi dan kau akan mengganti diriku dengan yang baru.
Aku sungguh bahagia dengan peranku. jangan pernah bersedih, kau tak perlu khawatir. Aku disini ada untukmu..."

Dan ternyata pengibaratan itu adalah
Si Penghapus adalah ORANG TUA kita...
Si Pensil adalah DIRI KITA sendiri....

Orang tua akan selalu ada untuk anak-anaknya...
Untuk memperbaiki kesalahan anak-anaknya...
Namun, terkadang, seiring berjalannya waktu...
Orang tua akan terluka dan akan menjadi semakin kecil
(BERTAMBAH TUA DAN AKHIRYA MENINGGAL).
Walaupun anak-anak mereka pada akhirnya akan menemukan seseorang yang baru (suami atau istri), namun orang tua akan
selalu tetap merasa bahagia atas apa yang mereka lakukan terhadap anak-anaknya dan akan selalu merasa tidak suka bila melihat buah hati tercinta mereka merasa khawatir ataupun sedih.
itulah pengorbanan dari Orang tua kita sungguh besar dan tak pernah sekalipun bisa terbalaskan.

BAGIKANLAH KEPADA SAUDARA-SAUDARA KITA YA

sumber: Ikhsan Subagja

Ka'bah Pusat Bumi


Astronot Neil Amstrong telah membuktikan bahwa kota Mekah adalah pusat dari Planet Bumi. Fakta ini telah di diteliti melalui sebuah penelitian Ilmiah.

Ketika Neil Amstrong untuk pertama kalinya melakukan perjalanan ke luar angkasa dan mengambil gambar planet Bumi, dia berkata : “Planet Bumi ternyata menggantung di area yang sangat gelap, siapa yang menggantungnya ???”

Para Astronot telah menemukan bahwa planet Bumi itu mengeluarkan semacam radiasi, secara resmi mereka mengumumkannya di Internet, tetapi sayang nya 21 hari kemudian website tersebut raib yang sepertinya ada masalah tersembunyi dibalik penghapusan website tersebut.

Setelah melakukan penelitian lebih lanjut, ternyata radiasi tersebut berpusat di kota Mekah, tepatnya berasal dari Ka’Bah. Yang mengejutkan adalah radiasi tersebut bersifat infinite ( tidak berujung), hal ini terbuktikan ketika mereka mengambil foto planet Mars, radiasi tersebut masih berlanjut terus.

Para peneliti Muslim mempercayai bahwa radiasi ini memiliki karakteristik dan menghubungkan antara Ka’Bah di di planet Bumi dengan Ka’bah di alam akhirat.

Di tengah-tengah antara kutub utara dan kutub selatan, ada suatu area yang bernama ‘Zero Magnetism Area’, artinya adalah apabila kita mengeluarkan kompas di area tersebut, maka jarum kompas tersebut tidak akan bergerak sama sekali karena daya tarik yang sama besarnya antara kedua kutub.

Itulah sebabnya kenapa jika seseorang tinggal di Mekah, maka ia akan hidup lebih lama, lebih sehat, dan tidak banyak dipengaruhi oleh banyak kekuatan gravitasi. Oleh sebab itu lah ketika kita mengelilingi Ka’Bah, maka sebenarnya diri kita mencharged ulang suatu energi misterius yang berkaitan dengan kehidupan bumi dan ini adalah fakta yang telah dibuktikan secara ilmiah. Itu juga sebabnya tidak ada setetespun kotoran burung yang menempel diatas ka'bah. Tidak ada satupun pesawat yang berani melintas diatasnya. Dan ini juga yang akan memberitahukan kita bahwa Sholat adalah penyangga agama. Ya.....Kiamat akan segera tiba, manakala makin sedikitnya orang yang mencharged energi tersebut.

Dan yang perlu anda ingat, Tidak ada satu kekuatanpun yang sanggup menghancurkan ka'bah, Ka'bah dituliskan akan hancur dengan sendirinya ketika kiamat hampir tiba.......dan bisa anda tebak penyebabnya adalah ketika orang mulai meninggalkan sholat, ketika energi itu hilang karena makin sedikit orang menchargednya. Wallaahu a'lam Bish showab

Penelitian lainnya mengungkapkan bahwa batu Hajar Aswad merupakan batu tertua di dunia dan juga bisa mengambang di air. Di sebuah musium di negara Inggris, ada tiga buah potongan batu tersebut ( dari Ka’Bah ) dan pihak musium juga mengatakan bahwa bongkahan batu-batu tersebut bukan berasal dari sistem tata surya kita.

Dalam salah satu sabdanya, Rasulullah SAW bersabda, “Hajar Aswad itu diturunkan dari surga, warnanya lebih putih daripada susu, dan dosa-dosa anak cucu Adamlah yang menjadikannya hitam. ( Jami al-Tirmidzi al-Hajj (877) “

Radiasi dari Ka'bah ini tak dapat diketahui tanpa pesawat antariksa abad 20, membuktikan jika Qur'an ialah berasal dari ALLAH, & bukti Qur'an mukjizat sepanjang masa. Kerana banyak ayat yang baru dapat dibuktikan oleh peralatan terakhir, zaman terakhir.

Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? Kalau kiranya Al Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya. QS. 4 An-Nisaa':82



sumber: http://situslakalaka.blogspot.com

Rayuan Setan dalam Berpacaran

Ketika seseorang beranjak dewasa, muncullah benih di dalam jiwa untuk mencintai lawan jenisnya. Ini merupakan fitrah (insting) yang diberikan oleh Allah kepada manusia. Allah ta’ala berfirman yang artinya, “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan terhadap perkara yang dinginkannya berupa wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia. Dan di sisi Allahlah tempat kembali yang baik.” (QS. Ali Imran: 14)

Adab Bergaul Antara Lawan Jenis
Islam adalah agama yang sempurna, di dalamnya diatur seluk-beluk kehidupan manusia, bagaimana pergaulan antara lawan jenis. Di antara adab bergaul antara lawan jenis sebagaimana yang telah diajarkan oleh agama kita adalah:

1. Menundukkan pandangan terhadap lawan jenis
Allah berfirman yang artinya, “Katakanlah kepada laki-laki beriman: Hendahlah mereka menundukkan pandangannya dan memelihara kemaluannya.” (QS. an-Nur: 30). Allah juga berfirman yang artinya,”Dan katakalah kepada wanita beriman: Hendaklah mereka menundukkan pandangannya dan memelihara kemaluannya.” (QS. an-Nur: 31)

2. Tidak berdua-duaan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah seorang laki-laki berdua-duaan (kholwat) dengan wanita kecuali bersama mahromnya.” (HR. Bukhari & Muslim)

3. Tidak menyentuh lawan jenis
Di dalam sebuah hadits, Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata, “Demi Allah, tangan Rasulullah tidak pernah menyentuh tangan wanita sama sekali meskipun saat membaiat (janji setia kepada pemimpin).” (HR. Bukhari). Hal ini karena menyentuh lawan jenis yang bukan mahromnya merupakan salah satu perkara yang diharamkan di dalam Islam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seandainya kepala seseorang ditusuk dengan jarum besi, (itu) masih lebih baik daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya.” (HR. Thabrani dengan sanad hasan). Jika memandang saja terlarang, tentu bersentuhan lebih terlarang karena godaannya tentu jauh lebih besar.

Salah Kaprah Dalam Bercinta
Tatkala adab-adab bergaul antara lawan jenis mulai pudar, luapan cinta yang bergolak dalam hati manusia pun menjadi tidak terkontrol lagi. Akhirnya, setan berhasil menjerat para remaja dalam ikatan maut yang dikenal dengan “pacaran“. Allah telah mengharamkan berbagai aktifitas yang dapat mengantarkan ke dalam perzinaan. Sebagaimana Allah berfirman yang artinya, “Dan janganlah kamu mendekati zina, sesugguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (QS. al-Isra’: 32). Lalu pintu apakah yang paling lebar dan paling dekat dengan ruang perzinaan melebihi pintu pacaran?!!

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah menetapkan untuk anak adam bagiannya dari zina, yang pasti akan mengenainya. Zina mata adalah dengan memandang, zina lisan adalah dengan berbicara, sedangkan jiwa berkeinginan dan berangan-angan, lalu farji (kemaluan) yang akan membenarkan atau mendustakannya.” (HR. Bukhari & Muslim). Kalaulah kita ibaratkan zina adalah sebuah ruangan yang memiliki banyak pintu yang berlapis-lapis, maka orang yang berpacaran adalah orang yang telah memiliki semua kuncinya. Kapan saja ia bisa masuk. Bukankah saat berpacaran ia tidak lepas dari zina mata dengan bebas memandang? Bukankah dengan pacaran ia sering melembut-lembutkan suara di hadapan pacarnya? Bukankah orang yang berpacaran senantiasa memikirkan dan membayangkan keadaan pacarnya? Maka farjinya pun akan segera mengikutinya. Akhirnya penyesalan tinggallah penyesalan. Waktu tidaklah bisa dirayu untuk bisa kembali sehingga dirinya menjadi sosok yang masih suci dan belum ternodai. Setan pun bergembira atas keberhasilan usahanya….

Iblis, Sang Penyesat Ulung
Tentunya akan sulit bagi Iblis dan bala tentaranya untuk menggelincirkan sebagian orang sampai terjatuh ke dalam jurang pacaran gaya cipika-cipiki atau yang semodel dengan itu. Akan tetapi yang perlu kita ingat, bahwasanya Iblis telah bersumpah di hadapan Allah untuk menyesatkan semua manusia. Iblis berkata, “Demi kekuasaan-Mu, aku akan menyesatkan mereka semuanya.” (QS. Shaad: 82). Termasuk di antara alat yang digunakan Iblis untuk menyesatkan manusia adalah wanita. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,”Tidaklah aku tinggalkan setelahku fitnah (ujian) yang lebih berbahaya bagi laki-laki daripada wanita.” (HR. Bukhari & Muslim). Kalaulah Iblis tidak berhasil merusak agama seseorang dengan menjerumuskan mereka ke dalam gaya pacaran cipika-cipiki, mungkin cukuplah bagi Iblis untuk bisa tertawa dengan membuat mereka berpacaran lewat telepon, SMS atau yang lainnya. Yang cukup menyedihkan, terkadang gaya pacaran seperti ini dibungkus dengan agama seperti dengan pura-pura bertanya tentang masalah agama kepada lawan jenisnya, miss called atau SMS pacarnya untuk bangun shalat tahajud dan lain-lain.

Ringkasnya sms-an dengan lawan jenis, bukan saudara dan bukan karena kebutuhan mendesak adalah haram dengan beberapa alasan: (a) ini adalah semi berdua-duaan, (b) buang-buang pulsa, dan (c) ini adalah jalan menuju perkara yang haram. Mudah-mudahan Allah memudahkan kita semua untuk menjalankan perintah-Nya serta menjauhi larangan-Nya. aamiin ya rabb 

wallahu 'alam bishshowab


sumber: http://www.kaskus.us/showthread.php?t=6325266

Mengubur Budaya Menyontek

Takut menghadapi ujian mungkin merupakan sesuatu yang wajar, akan tetapi jika ketakutan tersebut mengantarkan seseorang menjadi nyontek ketika ujian, itu baru tidak wajar.


Apa itu nyontek?
Nyontek adalah membawa catatan khusus untuk dapat disalin ketika ujian atau meniru pekerjaan orang lain dengan cara yang tidak dibenarkan (curang). Tindakan nyontek hanya dilakukan oleh orang-orang yang lemah imannya, yang dirinya lupa bahwa Allah selalu mengawasinya.


Apakah nyontek itu dosa?
Ketika seorang siswa berniat untuk menyontek, tentu ia akan mencari cara bagaimana agar tidak ketahuan oleh sang pengawas. Saat posisi dan waktu telah dirasa aman, mulailah si siswa melakukan aksinya yaitu “menyontek” dengan perasaan dag dig dug takut kalau-kalau aksinya ketahuan oleh sang pengawas. Sungguh apa yang telah dilakukan oleh si siswa tadi sangat sesuai dengan apa yang disabdakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
الْبِرُّ حُسْنُ الْخُلُقِ وَالْإِثْمُ مَا حَاكَ فِي نَفْسِكَ وَكَرِهْتَ أَنْ يَطَّلِعَ عَلَيْهِ النَّاسُ
“Kebajikan adalah bagusnya akhlak, sedangkan dosa adalah sesuatu yang menggelisahkan jiwamu dan kamu tidak suka apabila hal itu diketahui oleh orang lain.” (HR.Muslim, no 4633)

Nyontek itu sepele?
Kalaulah kita terima pendapat ini yaitu bahwa nyontek merupakan perbuatan yang sepele dan hanya merupakan dosa kecil, maka alangkah indahnya perkataan Ibnul Mu’taz
خلِّ الذُّنوبَ صَغِيرَها وكَبِيرَها فَهْوَ التُّقَى
واصْنَعْ كماشٍ فَوْقَ أَرْ ضِ الشَّوْكِ يَحْذَرُ ما يَرَى
لا تَحْقِرَنَّ صغيرةً إنَّ الجِبَالَ مِنَ الحَصَى
Tinggalkanlah dosa baik yang kecil ataupun yang besar, maka itulah takwa… Jadilah seperti orang yang berjalan di atas tanah yang berduri, tentu ia akan berhati-hati dari apa yang dilihatnya… Janganlah engkau meremehkan dosa-dosa kecil, karena gunungpun adalah dari kerikil…” (Jami’ul Ulum wal Hikam, hal 212. Cet Darul Aqidah)
Namun, jika kita cermati lebih dalam tentang perkara nyontek ini, ternyata nyontek adalah sebuah perkara yang sangat mengerikan dan dianggap besar di dalam Islam. Rasullullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
مَنْ غَشَّنَا فَلَيْسَ مِنَّا
“Barangsiapa yang berbuat curang, maka ia bukan termasuk golongan kita” (HR. Muslim, no 146).
Selanjutnya marilah kita dengar cerita yang disampaikan oleh salah seorang sahabat Nabi yang mulia, Abu Bakrah radhiyallahu ‘anhu, beliau menuturkan
كُنَّا عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ أَلَا أُنَبِّئُكُمْ بِأَكْبَرِ الْكَبَائِرِ ثَلَاثًا الْإِشْرَاكُ بِاللَّهِ وَعُقُوقُ الْوَالِدَيْنِ وَشَهَادَةُ الزُّورِ أَوْ قَوْلُ الزُّورِ وَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُتَّكِئًا فَجَلَسَ فَمَا زَالَ يُكَرِّرُهَا حَتَّى قُلْنَا لَيْتَهُ سَكَتَ
Suatu ketika kami berada di samping Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian beliau bersabda, “Maukah aku kabarkan kepada kalian dosa-dosa besar yang paling besar?”-beliau mengucapkannya sebanyak tiga kali-. “Berbuat syirik kepada Allah, durhaka kepada kedua orang tua, dan bersaksi palsu atau berkata dusta.” Saat itu beliau bersandar kemudian beliau duduk. Beliau masih saja mengulang-ulang sabdanya sampai-sampai kami berkata kalau seandainya beliau diam. (HR. Muslim, no 126)
Mungkin dapat kita katakan bahwa nyontek termasuk salah satu perbuatan memberikan persaksian palsu. Bukankah orang yang nyontek sebenarnya tidak bisa menjawab soal-soal ujian? Bukankah nilai hasil ujian yang bagus sebetulnya tidak bisa diraih seandainya ia tidak nyontek? Bukankah ini berarti nilai-nilai yang ada di raport/transkip nilainya adalah nilai-nilai yang palsu? Sungguh ia telah memberikan kesaksian palsu kepada manusia yang membaca raport/transkip nilainya!

Jangan hancurkan harga dirimu!
Ibnu Mas’ud meriwayatkan sebuah hadits dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwasanya beliau bersabda
إِنَّ الصِّدْقَ بِرٌّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ وَإِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا وَإِنَّ الْكَذِبَ فُجُورٌ وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ وَإِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ كَذَّابًا
“Sesungguhnya kejujuran adalah sebuah kebajikan, sedangkan kebajikan akan menuntun seseorang menuju surga. Sesungguhnya seorang hamba bermaksud untuk jujur sampai ia tercatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Adapun sesungguhnya kedustaan adalah sebuah kekejian, sedangkan kekejian akan menuntun seseorang menuju neraka. Sesungguhnya seorang hamba bermaksud untuk dusta sampai ia tercatat di sisi Allah sebagai seorang pendusta.” (HR. Muslim, no 4720).
Maukah kita dicap oleh Allah sebagai seorang pendusta hanya gara-gara kita membiasakan diri untuk selalu menyontek ketika ujian? Sungguh betapa buruk gelar sebagai seorang pendusta!
Apabila seseorang pernah tertangkap basah menyontek, mungkin orang-orang disekitarnya akan menjadi ragu tentang kejujuran dirinya. Gerak-geriknya menjadi selalu diawasi karena khawatir ia akan melakukan sebuah kecurangan. Orang bertipe penyontek akan selalu berusaha mencari-cari kesempatan untuk berbuat curang demi keuntungan pribadinya.

Jangan lemah, berusaha dan mintalah pertolongan kepada Allah
Banyak faktor yang mendorong seseorang untuk nyontek; malas belajar, belum siap menghadapi ujian, ingin mendapatkan nilai yang tinggi dengan cara yang instan, ketakutan yang berlebihan jika gagal ujian, kurang pe de dengan kemampuan diri sendiri dan lain-lain.
Seorang muslim selayaknya mengambil sebab yang benar dan selalu berusaha dengan sekuat tenaga untuk mencapai hasil yang memuaskan. Dalam sebuah ayat, kita perhatikan bagaimana Allah Ta’ala memerintahkan dan menyemangati kaum muslimin untuk mengambil sebab dan berusaha dengan sekuat tenaga dalam menghadapi pertempuran, Allah berfirman, yang artinya
“ Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka dengan kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya.”
(Al-Anfal: 60)
Selanjutnya, seorang muslim tatkala ia berusaha untuk menggapai sesuatu yang diinginkannya hendaklah ia selalu memohon pertolongan kepada Allah agar dimudahkan urusannya serta mendapatkan keberkahan dari Allah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلَا تَعْجَزْ وَإِنْ أَصَابَكَ شَيْءٌ فَلَا تَقُلْ لَوْ أَنِّي فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا وَلَكِنْ قُلْ قَدَرُ اللَّهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ
“Bersemangatlah dalam menggapai sesuatu yang memberimu manfaat dan mintalah pertolongan kepada Allah serta janganlah kamu merasa lemah. Apabila sesuatu (yang tidak menyenangkan)menimpamu, janganlah kamu mengatakan ‘seandainya tadi aku berbuat demikian, niscaya (hasilnya) adalah demikian dan demikian…’, akan tetapi ucapkanlah ‘semuanya telah ditakdirkan oleh Allah, dan setiap yang dikehendaki Allah pasti akan terlaksan’. Hal ini karena (kalimat) ‘seandainya’ membukapekerjaan syetan.”
(HR. Muslim, no 4816)
Adapun sifat malas, tidak selayaknya dimiliki oleh seorang muslim. Hendaknya seorang muslim banyak membaca do’a yang telah diajarka oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
رَبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْكَسَلِ
“Wahai Rabbku, aku berlindung kepadamu dari sifat malas.”
(HR. Abu Dawud, no 4409)

Renungan
Saudaraku….Sesungguhnya setiap apa yang kita lakukan, pasti diketahui oleh Allah Ta’ala, Dzat Yang Maha Mengetahui……Apakah layak bagi seorang muslim tatkala melakukan perbuatan kemaksiatan, ia merasa malu dan khawatir jika diketahui oleh orang lain namun dirinya seolah-olah melupakan Allah Yang Maha Mengetahui sehingga tidak merasa malu dan khawatir kepada-Nya?
“  Apakah mereka tidak mengetahui bahwa Allah mengetahui segala apa yang mereka sembunyikan dan yang mereka nyatakan?”
(Al-Baqarah:77)
Saudaraku…..Mungkin, kadang hati ini terasa sangat berat untuk  menerima kebenaran, sangat susah untuk mempelajari ilmu…..Anggota badan terasa begitu mudah melakukan kemaksiatan….Demikian pula do’a terasa sangat susah untuk dikabulkan……
Pernahkah kita berfikir, barangkali hati dan anggota badan ini tumbuh dari makanan yang tidak berkah atau mengandung unsur yang haram?
Pernahkah kita berfikir, apakah ijazah dan transkip nilai yang dulu kita gunakan untuk mencari kerja betul-betul asli dan merupakan hasil usaha kita tanpa ada unsur kedustaan dari hasil nyontek?. Rasullullah shallallu ‘alaihi wa sallam bersabda
إِنَّهُ لَا يَرْبُو لَحْمٌ نَبَتَ مِنْ سُحْتٍ إِلَّا كَانَتْ النَّارُ أَوْلَى بِهِ
“Sesungguhnya daging yang tumbuh dari usaha yang haram maka neraka lebih layak baginya.” (HR.Tirmidzi, no 558. Beliau berkata: Hadits Hasan Gharib)
Saudaraku…..Apakah seorang penuntut ilmu mampu diharapkan untuk istiqamah ketika berdakwah di tengah-tengah masyarakat, yang tentunya banyak kesulitan dan gannguan yang akan menghadangnya , padahal ia sendiri tidak mampu mengatasi kesulitan kecil pada dirinya ketika menghadapi ujian hingga dirinya nyontek? Allahul Musta’an……
Saudaraku……Setelah kita mengetahui betapa jeleknya perbuatan nyontek ini dan dulu kita pernah melakukannya, marilah kita tutup kejelekan tersebut dengan banyak berbuat kebajikan dan bertaubat kepada-Nya. Mudah-mudahan Allah mengampuni dosa-dosa kita…
Allah berfirman, yang artinya
“Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik dapat menghapuskan kejelekan-kejelekan
(Hud: 114)
“  Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
(Az-Zumar: 53)
Akhirnya kita berdoa, mudah-mudahan Allah menyadarkan sebagaian kaum muslimin yang masih memiliki kebiasan nyontek, mengampuni dosa-dosa mereka dan menjadika budaya nyontek terkubur dalam-dalam hingga tidak tercium lagi oleh kaum muslimin…..Aamiin

wallahu 'alam bishshowab

sumber: http://alashree.wordpress.com/2010/04/08/berantas-budaya-contek/

Pejabat Anti Korupsi

Setelah proyek milyaran selesai, seorang direktur suatu departemen kedatangan tamu konsultan merangkap kontraktor.

Konsultan: “Pak, ada hadiah dari kami untuk bapak. Saya parkir dibawah Toyota Innova.”

Direktur: “Anda mau menyuap saya? ini apa-apaan? tender dah kelar kok. Jangan gitu ya, bahaya tau haree genee ngasih-ngasih hadiah.”

Konsultan: “Tolonglah pak diterima. kalau gak, saya dianggap gagal membina relasi oleh komisaris.”

Direktur: “Ah, jangan gitu dong. saya gak sudi!!”

Konsultan (mikir): “Gini aja, pak. gimana kalau bapak beli saja mobilnya…”

Direktur: “Mana saya ada uang beli mobil mahal gitu!!”

Konsultan menelpon komisaris..

Konsultan: “Saya ada solusi, Pak. bapak beli mobilnya dg harga rp.10.000,- saja.”

Direktur: “Bener ya? OK, saya mau. jadi ini bukan suap. pake kwitansi ya..”

Konsultan: “Tentu, Pak..” Konsultan menyiapkan dan menyerahkan kwitansi. Direktur membayar dengan uang 50 ribuan. Mereka pun bersalaman.

Konsultan (sambil membuka dompet): “Oh, maaf Pak. ini kembaliannya Rp.40.000,-. “

Direktur: “Gak usah pakai kembalian segala. tolong kirim 4 mobil lagi kerumah saya ya…”

Konsultan : @#$%^&**

sumber: http://yodama.wordpress.com/2009/01/20/contoh-pejabat-anti-korupsi/

Pacaran itu boleh ko, asal...


pacaran itu mubah bis syarat, boleh dgn syarat :
-tidak boleh berduaan
-tidak boleh boncengan
-tidak boleh memikirkan dia
-tidak merindukannya
-tidak menyentuh dia
-tidak gandengan tangan apalagi menciumnya
-tidak traktir-traktiran
-tidak bicara dgn suara lembut
-tidak saling senyum apalagi tatapan mesra
-tidak smsan
-tidak telpon telponan
-tidak membicarakannya kepada orang lain
-tidak mengobrol masalah pribadi
-tidak boleh mencatat namanya dalam diary

dan aurat wajib di tutup baik di hadapannya maupun di hadapan orang lain

oh iya, ada satu lagi:
TIDAK BOLEH PACARAN DI BUMI ALLAH, TIDAK BOLEH KETAHUAN ALLAH, DI BAWAH PENGAWASAN ALLAH DAN JANGAN MEMAKAI REZEKI ATAU FASILITAS YANG DI ANUGERAHKAN ALLAH.

masih berani pacaran?

dikutip dari: novel TUHAN IZINKAN AKU PACARAN?

Kentut

Kentut, sesuatu yang selalu hadir di keseharian kita. Kadang terdengar "nyaring", kadang pelan, kadang berbau dan terkadang juga tanpa bau. Namun tahukah Anda apa kentut itu sebenarnya? Apa manfaatnya bagi tubuh dan orang yang menghirupnya? Baca terus artikel ini.

Bukan angin sembarang angin. Angin yang satu ini antara benci dan rindu. Benci bila ada orang yang mengeluarkannya. Rindu bila sudah seharian tidak merasakannya. Dan cemas, bila sudah dua minggu tidak mengeluarkannya. Namun yang jelas, semua orang pasti memerlukannya.

Sebenarnya, kentut adalah jalinan proses pengeluaran gas yang berlebihan dari dalam usus melalui anus. Dan ini lebih sering terjadi saat menjelang buang air besar. Banyak faktor yang menentukan tingkat keseringan kentut seseorang. Salah satunya adalah dari pola makan yang biasa dilakukan dan juga pengaruh dari obat-obatan tertentu seperti antibiotik misalnya.

Seberapa normalkah kentut seseorang yang sehat? Secara rata-rata frekuensi kentut seseorang yang sehat sekitar 10 sampai 14 kali dalam sehari. Dan bila ditampung, volume angin yang diproduksi setiap kali kentut antara 400 sampai ­1.600 ml per hari.

Proses terjadinya Kentut
Kentut berawal dari proses pencernaan di dalam perut kita. Saat proses pencernaan dan penyerapan makanan terjadi dalam usus halus, makanan yang tidak bisa dicerna serta sulit diserap tubuh akan dibuang ke usus besar atau kolon. Nah, di dalam usus besar inilah terjadi proses fermentasi yang antara lain menghasilkan sejumlah gas yang dibantu oleh sejumlah bakteri yang bermukim di usus.

Bila kita mengacu pada proses yang terjadi tersebut, bisa disimpulkan bahwa semakin banyak seseorang mengonsumsi jenis makanan yang sulit dicerna usus, maka semakin meningkat pula proses fermentasi yang dilakukan oleh bakteri. Akibatnya produksi gas pun meningkat. Jenis gas yang diproduksi dalam usus antara lain karbondioksida (CO2), hidrogen (H2) dan metan. Kendati ada pula sumber gas dalam usus yang berasal dari udara luar, seperti nitrogen (N2) dan oksigen (O2). Udara luar ini dapat ikut tertelan akibat aktivitas makan yang tidak benar. Yakni kebiasaan mengunyah permen karet, pemasangan gigi palsu yang kurang tepat, dan sebagainya.

Sumber Aroma Bau Kentut
Secara umum, tidak semua kentut mengeluarkan bau kurang sedap. Terjadinya bau yang kurang sedap saat kentut lebih sering diakibatkan oleh adanya proses pembusukan oleh metabolisme bakteri dalam usus besar seperti bau asam akibat mengkonsumsi makanan yang tidak sesuai kemampuan organ pencernaannya. Selain itu, makanan berbau tajam seperti petai, durian nangka dan cempedak juga dapat menyebabkan kentut berbau.

Berdasarkan penelitian, kentut yang tidak berbau lazimnya terdiri atas 5 komponen gas, yakni gas nitrogen, oksigen, hidrogen, metan dan karbondioksida. Kelima gas inilah yang merupakan porsi terbesar dalam kentut. Nah, bila kentut yang berbau, biasanya ada tambahan gas-gas lain yang mengiringi seperti skatol, indol, hidrogen sulfida, dan asam lemak rantai pendek. Gas-gas ini walaupun terdapat dalam jumlah kecil mampu menimbulkan bau yang menusuk hidung.

Cara Agar Kentut Tidak Bau
Ada tips penulis yang bisa dishare disini seputar bagaimana cara agar kentut tidak berbau, yakni dengan buang air besar sesering mungkin. Sisa makanan yang terlalu lama terkurung di dalam usus besar yang sudah berbentuk kotoran, seperti halnya sampah tentu menghasilkan bau yang kurang sedap. Bila tinja ini cepat dibuang, maka usus besar akan cepat kosong dan gas yang ada di dalamnya pun cepat keluar.
Namun bila tinja di dalam usus besar ini terlalu lama dipendam dan tidak juga dikeluarkan dalam waktu maksimal 18 jam, maka bau gas akan semakin menumpuk dan menyengat. Sehingga saat kita akan kentut, gas yang seharusnya keluar tidak berbau, akan diboncengi oleh bau kotoran yang belum dibuang tadi. Hasilnya kentut akan bau.


Hikmah sebuah cerita

Seorang Cendekiawan atheis menumpang perahu ketika hendak menyebrang ke pulau. Di dekatnya duduk seorang yang senang ibadah. Ia bertanya pada tukang perahu seraya melirik ke ahli ibadah tersebut.
“Sobat, pernahkan Anda mempelajari Matematika?”
“Tidak” ujar tukang perahu tersebut.
“Bagaimana dengan anda pak ustadz?” Tanyanya juga. Pak ustadz tersenyum.
“Sedikit.” jawabnya
“Sayang sekali, berarti Anda berdua telah kehilangan seperempat dari kehidupan Anda.”ucapnya menghakimi “Atau, barangkali Anda berdua pernah mempelajari ilmu filsafat?” tanyanya lagi.
“Sedikit.” Ucap ustadz tersenyum. Profesor itu menaikan kedua alisnya meminta jawaban tukang perahu.
“Itu juga tidak.” Jawab tukang perahu itu polos.
“Dua kali sayang, berarti Anda berdua telah kehilangan lagi seperempat dari kehidupan Anda.” Ucapnya membanggakan diri. “Bagaimana dengan sejarah?” lanjutnya
“Sedikit.” Ujar ustadz lagi. Cendikiawan itu menoleh ke tukang perahu.
“Oh, itu juga tidak.”
“Aduh-aduh…..!” Sesalnya seraya menggeleng-gelengkankan kepala.
Mendadak awan gelap, angin bertiup kencang dan terjadi badai. Laut yang tadinya tenang menjadi bergelombang, perahu yang ditumpangi merekapun oleng. Cendekiawan itu pucat ketakutan.
“Bagaimana nih pak ustadz koq tenang-tenang saja. Siapa yang akan menolong kita? Teriaknya gelisah. Sambil tersenyum ustadz itu bertanya.
“Apakah anda pernah mempelajari akan adanya Tuhan?”
“Tidak.”
“Atau Anda pernah belajar berenang?” susul si tukang perahu
“Tidak” jawab cendikiawan itu gemetaran.
“Sayang sekali, Anda tidak kenal Tuhan dan juga tidak bisa berenang berarti anda akan kehilangan seluruh kehidupan Anda.” 

sumber: http://islam-oke.blogspot.com/2009/03/hikmah-sebuah-cerita.html

Selasa, 18 September 2012

Seperti Bermain Layangan


Ada tiga orang pemuda terdampar di sebuah pulau terpencil. Sebut saja fulan, nonem, dan hamba. Ternyata pulau tersebut adalah pulau bajak laut. Pemuda tersebut akhirnya ditangkap oleh bajak laut dan diancam akan dibunuh jika tidak bisa menuruti syarat si bajak laut. Syaratnya adalah mereka harus memasukkan buah dengan jumlah sepuluh ke dalam (mohon maaf) anus mereka tanpa mengeluarkan suara sedikitpun.
Fulan menjadi pemuda pertama yang mencoba. Dia membawa sepuluh buah apel dan mulai memasukkannya. Apel pertama, kedua, ketiga dia berhasil tanpa mengeluarkan suara, tetapi sayang ketika apel keempat dia berteriak dan langsung ditebas lehernya. Fulan gagal pada buah keempat.
Pemuda yang mencoba kedua adalah hamba. Dia membawa sepuluh buah kelengkeng. Dengan mudah satu per satu buah berhasil dimasukkannya. Namun sayang, ketika buah terakhir, hamba tertawa dan sama seperti fulan, hamba langsung dibunuh.
Arwah si fulan bingung dan bertanya ke arwah si hamba.
A: kenapa lo tertawa? Karena buahnya?
F:  bukan! Gw tertawa karena melihat nonem. Dia membawa sepuluh buah durian.
Seperti itulah ujian. Tidak hanya datang dalam bentuk kesulitan seperti yang dihadapi si fulan. Ujian juga datang ketika kemudahan didapatkan. Kita terlena dengan kenikmatan dunia sehingga lupa akhirat.
Inilah yang dinamakan istridaj. Istidraj adalah kemudahan yang diberikan oleh ALLAH justru kepada mereka yang lalai, ingkar, bahkan kafir. Namun ALLAH menjanjikan azab yang pedih bagi mereka.
Istidraj itu dapat dianalogikan seperti bermain layangan. Orang yang mendapat istidraj sebenarnya sedang diulur oleh ALLAH. Logikanya ketika layangan diulur pasti akan lebih mudah daripada ketika layangan ditarik. Ketika layangan diulur terus menerus, tentu ada batasan benang. Terus menerus layangan diulur sampai benangnya habis dan layangan tersebut benar-benar terlepas dari pemainnya. Begitu juga istidraj, ALLAH terus membiarkan hamba yang terlena kenikmatan dunia sehingga suatu saat hubungan antara ALLAH dan hamba tersebut putus.
Sebaliknya, ketika layangan ditarik. Pasti akan mendapat terpaan angin yang dapat menggoyahkan layangan. Seperti itu juga keadaan hamba yang taat, semakin ditarik oleh ALLAH, semakin sulit pula ujian yang akan dihadapinya, dan semakin dekat pula kita dengan ALLAH. Yakinlah bahwa ALLAH tidak akan membebani seseorang diluar batas kemampuannya dan sesungguhnya ALLAH beserta orang-orang sabar.
Wallahu ‘alam bissowab.


Inspiring people               :              Panji Abdi Esa (murobbi)