Ada tiga orang pemuda terdampar
di sebuah pulau terpencil. Sebut saja fulan, nonem, dan hamba. Ternyata pulau
tersebut adalah pulau bajak laut. Pemuda tersebut akhirnya ditangkap oleh bajak
laut dan diancam akan dibunuh jika tidak bisa menuruti syarat si bajak laut.
Syaratnya adalah mereka harus memasukkan buah dengan jumlah sepuluh ke dalam
(mohon maaf) anus mereka tanpa mengeluarkan suara sedikitpun.
Fulan menjadi pemuda pertama yang
mencoba. Dia membawa sepuluh buah apel dan mulai memasukkannya. Apel pertama,
kedua, ketiga dia berhasil tanpa mengeluarkan suara, tetapi sayang ketika apel
keempat dia berteriak dan langsung ditebas lehernya. Fulan gagal pada buah
keempat.
Pemuda yang mencoba kedua adalah
hamba. Dia membawa sepuluh buah kelengkeng. Dengan mudah satu per satu buah
berhasil dimasukkannya. Namun sayang, ketika buah terakhir, hamba tertawa dan
sama seperti fulan, hamba langsung dibunuh.
Arwah si fulan bingung dan
bertanya ke arwah si hamba.
A: kenapa lo tertawa? Karena buahnya?
F: bukan! Gw tertawa karena melihat nonem. Dia membawa sepuluh buah durian.
A: kenapa lo tertawa? Karena buahnya?
F: bukan! Gw tertawa karena melihat nonem. Dia membawa sepuluh buah durian.
Seperti itulah ujian. Tidak hanya
datang dalam bentuk kesulitan seperti yang dihadapi si fulan. Ujian juga datang
ketika kemudahan didapatkan. Kita terlena dengan kenikmatan dunia sehingga lupa
akhirat.
Inilah yang dinamakan istridaj.
Istidraj adalah kemudahan yang diberikan oleh ALLAH justru kepada mereka yang
lalai, ingkar, bahkan kafir. Namun ALLAH menjanjikan azab yang pedih bagi
mereka.
Istidraj itu dapat dianalogikan
seperti bermain layangan. Orang yang mendapat istidraj sebenarnya sedang diulur
oleh ALLAH. Logikanya ketika layangan diulur pasti akan lebih mudah daripada
ketika layangan ditarik. Ketika layangan diulur terus menerus, tentu ada
batasan benang. Terus menerus layangan diulur sampai benangnya habis dan
layangan tersebut benar-benar terlepas dari pemainnya. Begitu juga istidraj,
ALLAH terus membiarkan hamba yang terlena kenikmatan dunia sehingga suatu saat
hubungan antara ALLAH dan hamba tersebut putus.
Sebaliknya, ketika layangan ditarik.
Pasti akan mendapat terpaan angin yang dapat menggoyahkan layangan. Seperti itu
juga keadaan hamba yang taat, semakin ditarik oleh ALLAH, semakin sulit pula
ujian yang akan dihadapinya, dan semakin dekat pula kita dengan ALLAH. Yakinlah
bahwa ALLAH tidak akan membebani seseorang diluar batas kemampuannya dan
sesungguhnya ALLAH beserta orang-orang sabar.
Wallahu ‘alam bissowab.
Inspiring people : Panji Abdi Esa (murobbi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar