Minggu, 09 September 2012

Pensil

Banyak orang yang beranggapan bahwa pensil hanya bisa digunakan untuk menulis, melukis, atau mencoret-coret. Namun pada kenyataannya, pensil bisa dijadikan sebagai panutan dengan beberapa filosofinya. Berikut filosofi dari pensil:
1. Banyak karya besar yang tidak luput dari peranan pensil. Namun pensil tidak dapat serta merta menghasilkan karya besar tanpa ada yang menggerakkan. Sama halnya seperti manusia, banyak karya besar yang dihasilkan dari buah pemikiran seorang manusia. Namun, seorang manusia tidak akan mampu menghasilkan sesuatu karya tanpa ada yang menggerakkan. Pertanyaannya, siapakah yang mampu menggerakkan manusia?

Jawabannyaaaaaaaa (pake gaya Agung Hercules pas nyanyi lagu "Astuti") : Hanya Allah lah yang mampu menggerakkan manusia.

2. Terkadang pensil harus diraut karena tumpul. Kalau saja pensil dapat berteriak, pasti dia akan berkata "sakit, sakit, sakit". Namun, setelah diraut, pensil akan kembali tajam dan dapat digunakan dengan baik.

Begitu pula dalam kehidupan. Kita sebagai manusia, terkadang keimanan kita tumpul. ALLAH meraut kita dengan Ujian, baik kesulitan maupun kemudahan, agar keimanan kita kembali tajam.

3. Pensil pasti akan meninggalkan goresan-goresan, baik goresan yang indah maupun yang buruk. Manusia juga harus belajar dari pensil. Kita harus berhati-hati dalam meninggalkan goresan-goresan kehidupan, kita juga harus berhati-hati dalam bersikap.

4. Keistimewaan pensil yang lain yaitu ketika kita salah menulis, kita masih bisa menghapusnya dan menggantinya dengan kata-kata baru yang lebih baik. Dalam kehidupan ini, kita sebagai manusia pastilah memunyai kesalahan, kekhilafan dan kelalaian baik terhadap ALLAH maupun kepada manusia. Kita masih bisa menghapus dosa dan kesalahan kita dengan bertaubat kepada ALLAH dan meminta maaf kepada orang lain. Dan mengganti kesalahan kita dengan kebaikan.

5. Seperti apapun model pensilnya, semahal apapun harga pensil tersebut, seindah apapun penampilan dari pensil tersebut, tetap saja yang terpenting adalah isinya. Seperti itulah manusia, beraneka ragam warna kulit, bentuk wajah, warna rambut, tinggi badan dll, yang terpenting adalah hatinya. Di mata Allah, semua manusia adalah manusia, yang membedakan adalah kadar keimanan dan ketakwaannya terhadap Allah.

wallahu 'alam bishshowab :)

 

sumber: Drs. Fatahillah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar