Ketika seseorang beranjak dewasa, muncullah benih di dalam
jiwa untuk mencintai lawan jenisnya. Ini merupakan fitrah (insting)
yang diberikan oleh Allah kepada manusia. Allah ta’ala berfirman yang
artinya, “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan terhadap
perkara yang dinginkannya berupa wanita-wanita, anak-anak, harta yang
banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak
dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia. Dan di sisi
Allahlah tempat kembali yang baik.” (QS. Ali Imran: 14)
Adab Bergaul Antara Lawan Jenis
Islam
adalah agama yang sempurna, di dalamnya diatur seluk-beluk kehidupan
manusia, bagaimana pergaulan antara lawan jenis. Di antara adab bergaul
antara lawan jenis sebagaimana yang telah diajarkan oleh agama kita
adalah:
1. Menundukkan pandangan terhadap lawan jenis
Allah
berfirman yang artinya, “Katakanlah kepada laki-laki beriman:
Hendahlah mereka menundukkan pandangannya dan memelihara kemaluannya.”
(QS. an-Nur: 30). Allah juga berfirman yang artinya,”Dan katakalah
kepada wanita beriman: Hendaklah mereka menundukkan pandangannya dan
memelihara kemaluannya.” (QS. an-Nur: 31)
2. Tidak berdua-duaan
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah seorang laki-laki
berdua-duaan (kholwat) dengan wanita kecuali bersama mahromnya.” (HR.
Bukhari & Muslim)
3. Tidak menyentuh lawan jenis
Di
dalam sebuah hadits, Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata, “Demi Allah,
tangan Rasulullah tidak pernah menyentuh tangan wanita sama sekali
meskipun saat membaiat (janji setia kepada pemimpin).” (HR. Bukhari).
Hal ini karena menyentuh lawan jenis yang bukan mahromnya merupakan
salah satu perkara yang diharamkan di dalam Islam. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seandainya kepala seseorang
ditusuk dengan jarum besi, (itu) masih lebih baik daripada menyentuh
wanita yang tidak halal baginya.” (HR. Thabrani dengan sanad hasan). Jika memandang saja terlarang, tentu bersentuhan lebih terlarang karena godaannya tentu jauh lebih besar.
Salah Kaprah Dalam Bercinta
Tatkala
adab-adab bergaul antara lawan jenis mulai pudar, luapan cinta yang
bergolak dalam hati manusia pun menjadi tidak terkontrol lagi.
Akhirnya, setan berhasil menjerat para remaja dalam ikatan maut yang
dikenal dengan “pacaran“. Allah telah mengharamkan berbagai aktifitas
yang dapat mengantarkan ke dalam perzinaan. Sebagaimana Allah berfirman
yang artinya, “Dan janganlah kamu mendekati zina, sesugguhnya zina itu
adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (QS.
al-Isra’: 32). Lalu pintu apakah yang paling lebar dan paling dekat
dengan ruang perzinaan melebihi pintu pacaran?!!
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah menetapkan
untuk anak adam bagiannya dari zina, yang pasti akan mengenainya. Zina
mata adalah dengan memandang, zina lisan adalah dengan berbicara,
sedangkan jiwa berkeinginan dan berangan-angan, lalu farji (kemaluan)
yang akan membenarkan atau mendustakannya.” (HR. Bukhari & Muslim).
Kalaulah kita ibaratkan zina adalah sebuah ruangan yang memiliki
banyak pintu yang berlapis-lapis, maka orang yang berpacaran adalah
orang yang telah memiliki semua kuncinya. Kapan saja ia bisa masuk.
Bukankah saat berpacaran ia tidak lepas dari zina mata dengan bebas
memandang? Bukankah dengan pacaran ia sering melembut-lembutkan suara
di hadapan pacarnya? Bukankah orang yang berpacaran senantiasa
memikirkan dan membayangkan keadaan pacarnya? Maka farjinya pun akan
segera mengikutinya. Akhirnya penyesalan tinggallah penyesalan. Waktu
tidaklah bisa dirayu untuk bisa kembali sehingga dirinya menjadi sosok
yang masih suci dan belum ternodai. Setan pun bergembira atas
keberhasilan usahanya….
Iblis, Sang Penyesat Ulung
Tentunya
akan sulit bagi Iblis dan bala tentaranya untuk menggelincirkan
sebagian orang sampai terjatuh ke dalam jurang pacaran gaya
cipika-cipiki atau yang semodel dengan itu. Akan tetapi yang perlu kita
ingat, bahwasanya Iblis telah bersumpah di hadapan Allah untuk
menyesatkan semua manusia. Iblis berkata, “Demi kekuasaan-Mu, aku akan
menyesatkan mereka semuanya.” (QS. Shaad: 82). Termasuk di antara alat
yang digunakan Iblis untuk menyesatkan manusia adalah wanita. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,”Tidaklah aku tinggalkan
setelahku fitnah (ujian) yang lebih berbahaya bagi laki-laki daripada
wanita.” (HR. Bukhari & Muslim). Kalaulah Iblis tidak berhasil
merusak agama seseorang dengan menjerumuskan mereka ke dalam gaya
pacaran cipika-cipiki, mungkin cukuplah bagi Iblis untuk bisa tertawa
dengan membuat mereka berpacaran lewat telepon, SMS atau yang lainnya.
Yang cukup menyedihkan, terkadang gaya pacaran seperti ini dibungkus
dengan agama seperti dengan pura-pura bertanya tentang masalah agama
kepada lawan jenisnya, miss called atau SMS pacarnya untuk bangun shalat
tahajud dan lain-lain.
Ringkasnya sms-an dengan lawan
jenis, bukan saudara dan bukan karena kebutuhan mendesak adalah haram
dengan beberapa alasan: (a) ini adalah semi berdua-duaan, (b)
buang-buang pulsa, dan (c) ini adalah jalan menuju perkara yang haram.
Mudah-mudahan Allah memudahkan kita semua untuk menjalankan
perintah-Nya serta menjauhi larangan-Nya. aamiin ya rabb
wallahu 'alam bishshowab
sumber: http://www.kaskus.us/showthread.php?t=6325266
Tidak ada komentar:
Posting Komentar